Blogger Widgets

Senin, 16 November 2015

Lay Hijab

Hallo gaes.. kali ini mau promo hijab nih.. dijamin ini hijab murah harga pelajar dan mahasiswa
kita nyediain hijab monochrome pashmina dan square dengan berbagai warna dan motif. ada motif polkadot, strip, dan kotak-kotak.


selain monochrome, kami juga menyediakan hijab satin velvet dengan berbagai warna

ready stock kakak.. ini di daerah jogja. bisa COD UNY pusat, UNY Wates/daerah wates, jln Magelang, jln Godean, dan daerah Jogokaryan..
harga promo :
Monochrome pashmina dan square 32k/ pcs. kalo ambil dua harga 30k/ pcs
satin velvet pashmina dan square 25k/pcs.
harga normal :
monochrome pashmina dan square 35 k/pcs. kalo ambil dua 32,5k/pcs
satin velvet pashmina dan square 28k/pcs. kalo ambil dua 22,5k/pcs

silahkan di order ya kakaaak :) :)

Kamis, 12 November 2015

Sahabat

orang bilang sahabat itu orang yang paling dekat dengan kita
sahabat.. mungkin akan selalu ada buat kita..
disaat susah maupun sedih
 sahabat juga teman sejati disaat kita sedang galau
tempar kita berbagi..
teman untuk dimana-mana
juga wadah yang siap untuk menampung air mata kita
tetapi apa arti sahabat yang sesungguhnya?
terkadang sya dengan pedenya menyebut dia adalah sahabat saya
tapi, apakah dia menganggap aku ini adalah sahabatnya
tapi, apakah dia yang kuanggap sahabat selalu ada untukku?
apakah dia hanya ada di saat senang saja
apakah dia ada disampingku disaat aku membutuhkannya?

 bagiku.. orang-orang yang bisa saya anggap sebagai seorang sahabat adalah orang yang tidak malu dan dengan ikhlas mengatakan bahwa aku ini adalah sahabatnya, bukan hanya mengatakan, dia juga benar-benar menganggap aku ini adalah sahabatnya

Profil

Nama : Siti Cintokosari
Nama Panggilan
 - kecil : Sari
 - waktu SMP : Acha / Aca
 - SMA : Sari/Cintoko
 - Kuliah : Cint / Cinto / Cintoko / Chaterine :D
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Masohi, 30 Mei 1996
Alamat saat ini: Gunung Gempal, Giripeni, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta
Agama : Muslim
Gol. Darah : A
Anak dari bapak Wiyanto dan Ibu Yunarti. Anak terakhir dari 4 bersaudara. Memiliki kembaran yang bernama Siti Cintokowati. Memiliki 2 kakak yang bernama Dian Dewi Kumalasari dan Asry Fitriyah. Sukak dikatain masih kaya anak-anak padahal udah kuliah. panggilan di kampus adalah 'nak'. dan punya banyak orangtua dikampus yang sebenernya teman seangkatan. Suka banget makan, apalagi coklat. tapi nggak gede-gede, dan gagal tinggi. bocah super cerewet dan cablak tapi cengeng.
Riwayat Pendidikan:
- TK Nurul Huda (2001-2002)
-  SDN Graulan (2002-2008)
- SMPN 4 Wates (2008-2011)
- SMAN 1 Pengasih (2011-2014)
- Pendidikan Administrasi Perkantoran, Universitas Negeri Yogyakarta (2014-sekarang)
Motto hidup:
 "i Plan Yesterday, I do it today, i will happy next day"

KONTAK

Ada beberapa Kontakku yang bisa kalian hubungi

CP :

Email: ochasari69@yahoo.co.id / cintokosari@gmail.com
No Hp : 087843165955 (sms/telf only)
WA : 085743486599
BBM : 7D85DA1D
Line : @cintokosari
Fb : facebook.com/shariozyfreenzy / Siti Cintokosari
Tw : twitter.com/saricintokositi / @saricintokositi
Ig : @cintokosari

Tentang

Blog ini adalah blog yang dikelola oleh saya sendiri Siti Cintokosari yang sering dipanggil Cintoko, Cinto ataupun Sari. saya memberi nama blog ini 'Cinto's World'.

Sebenarnya saya sudah lama tidak bermain blog, setelah sekian lama tidak aktif di dunia Blogging, saya memutuskan untuk menghidupkan kembali blog yang sudah lama sekali tak dibuka ini.

Di sini, saya akan memposting berbagai artikel dengan berbagai topik sesuai dengan yang saya inginkan, sesuai dengan nama blog ini Cinto's World, jadi di sini dunia ku. saya akan memposting dan berbagi artikel, gambar, dan pengetahuan yang saya bisa dan saya mampu.

saya akan sangat senang hati, jika sobat ingin berpartisipasi meramaikan blog saya. selama blog ini masih bermanfaat.

semoga blog ini bermanfaat sekali, bukan bermanfaat aja buat pembaca :)

Salam
Cintokosari

Rabu, 11 November 2015

KAWASAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN




PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Saat ini teknologi berkembang sangat pesat. Perkembangan teknologi tersebut sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Melalui kemajuan teknologi saat ini para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan berbagai kemajuan teknologi, guru dapat memberikan pembelajaran yang lebih menarik inovatif.
Tidak  jarang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan dalam komunikasi. Padahal pembelajaran adalah proses komunikasi. Untuk menghindari kegagalan komunikasi dalam pembelajaran tersebut maka para guru harus menerapkan stratergi dan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan kawasan pemanfaatan?
2.      Apa sajakah bagian-bagian yang ada pada kawasan pemanfaatan dalam tenologi pembelajaran?
3.      Masalah apa saja yang ada pada kawasan pemanfaatan teknologi pembelajaran?
C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kawasan pemanfaatan
2.      Untuk mengetahui bagian-bagian yang ada pada kawasan pemanfaatan teknologi pembelajaran
3.      Untuk mengetahui masalah-masalah yang ada pada kawasan pemanfaatan dalam teknologi pembelajaran




PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KAWASAN PEMANFAATAN
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar (Seels & Richey, 2000: 50). Dalam pengertian lain, Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasana pembelajaran. Fungsi pemanfaatan sangat  penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan.
Kawasan pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran, mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini berasal dari gerakan pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru mulai berupaya untuk menggunakan film teatrikal dan film singkat mengenai pokok-pokok pembelajaran di kelas.
Di antara penelitian formal yang paling tua mengenai aplikasi media dalam pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh Lashley dan Watson mengenai penggunaan film-film pelatihan militer Perang Dunia I (tentang pencegahan penyakit kelamin). Setelah Perang Dunia II, gerakan pembelajaran audio-visual mengorganisasikan dan mempromosikan bahan-bahan audio visual, sehingga menjadikan persediaan bahan pembelajaran semakin berkembang dan mendorong cara-cara baru membantu guru. Selama tahun 1960-an banyak sekolah dan perguruan tinggi mulai banyak mendirikan pusat-pusat media pembelajaran.

B.     BAGIAN-BAGIAN PADA KAWASAN PEMANFAATAN DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Adapun kawasan pemanfaatan menurut Seels & Richey (2000: 46) meliputi:
1.        Pemanfaatan Media
Pemanfaatan media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan media juga dikaitkan dengan karakteristik peserta didik. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah diartikan sebagai Perantara atau Pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara (وسلئلم ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Beberapa contoh pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut :


a.       Pemanfaatan Media Video dalam Kegiatan Pembelajaran
Manfaat dari penggunaan media video pembelajaran pemelajar akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian pemelajar terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.
Program video pembelajaran sebaiknya dimanfaatkan secara terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk itu guru perlu merencanakan pemanfaatan video pembelajaran dalam program rencana pembelajaran yang dibuat di awal semester.
Langkah-langkah pemanfaatan program video pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
(1)   Mengidentifikasi materi dan program video pembelajaran yang ada serta peralatan yang dibutuhkan.
(2)   Merancang topic-topik yang akan didiskusikan.
(3)   Menyususun rancangan kegiatan sebagai tindak lanjut dari pemanfaatan program video pembelajaran.
Secara umum langkah-langkah tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
(1)   Tahap persiapan, yaitu :
a)      Menyusun rancangan pemanfaatan video pembelajaran yang terintegrasi dalam RPP,
b)      Kegiatan-kegiatan sebelum memanfaatkan program video pembelajaran, seperti menyiapkan ruangan, mengatur posisi peserta didik, dan memberikan apersepsi atau tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.
(2)   Tahap pelaksanaan, yaitu guru mengawasi peserta didik selama menyaksikan program video pembelajaran agar berlangsung tertib.
(3)   Tindak lanjut, yaitu setelah selesai penayangan guru hendaknya memberikan penjelasan atau ulasan terhadap materi yang telah dibahas dan sebagainya.

b.      Pemanfaatan Kaset Audio dalam Kegiatan Pembelajaran
Program kaset audio interaktif termasuk salah satu media yang sudah memasyarakat, cukup ekonomis, biayanya relatif murah, yang sudah dibuat oleh Pustekkom Depdiknas. Program ini didesain sedemikian rupa sehingga peserta didik dimungkinkan dapat terlibat secara aktif  dan terus menerus berinteraksi dengan guru  radio. Mengingat pelajaran yang baik harus selalu bersifat interaktif. Artinya peserta didik dapat memberikan respon setelah mendengarkan program audio.
Program kaset audio interaktif dapat dimanfaatkan di dalam kelas di bawah bimbingan guru. Program yang dikemas di dalam kaset audio ini memungkinkan peserta didik dapat belajar baik secara individual maupun kelompok dengan atau tanpa bimbingan guru. Langkah-langkah pemanfaatannya adalah sebagai berikut:
(1)   Sebelum pemutaran program audio.
a)      Apabila program audio akan dimanfaatkan secara klasikal guru perlu menyiapkan diri dengan:
(a)    Mempelajari bahan-bahan cetak yang telah tersedia atau catatan mengenai program audio tersebut dan mendengarkan rekamannya terlebih dahulu.
(b)   Merangsang motivasi peserta didik
(c)    Membuat catatan tentang hal-hal penting yang berhubungan dengan program audio.
(d)   Menjelaskan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai.
(e)    Menyiapkan bahan yang akan didiskusikan oleh peserta didik.
(f)    Memperhatikan bagian yang sukar dalam program audio tersebut.
(g)   Menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didik waktu mendengarkan program audio.
b)      Mempersiapkan peserta didik dan ruangan agar peserta didik dapat mendengarkan dengan baik program audio.



(2)   Pada saat pemutaran program audio
a)      Guru dan peserta didik harus berada pada tempatnya masing-masing agar dapat konsentrasi saat mendengarkan program audio.
b)      Peserta didik harus mencatat hal-hal yang kurang jelas atau belum dimengerti untuk ditanyakan atau didiskusikan setelah program berakhir.
c)       Peserta didik mengerjakan tugas-tugas atau LKS jika ada sesuai perintah dalam program audio.
(3)   Tindak lanjut
a)      Guru menginformasikan tugas-tugas atau latihan yang harus dikerjakan.
b)      Guru menginformasikan tentang rencana pertemuan selanjutnya.
c)      Guru memotivasi peserta didik untuk tetap belajar dengan giat.
c.       Pemanfaatan Komputer dan Jaringan Internet dalam Kegiatan Pembelajaran
Menurut Bambang Warsita (2008), pembelajaran berbantuan computer dapat dimasukkan dalam dua kategori yaitu computer mandiri (stand alone) dan computer dalam jaringan internet. Perbedaan yang utama antara keduanya terletak pada aspek interaktivitas. Dalam pembelajaran computer mandiri interaktivitas peserta didik terbatas pada interaksi dengan bahan belajar yang ada dalam program pembelajaran. Sedangkan pembelajaran dengan computer jaringan internet, interaktivitas peserta didik menjadi lebih banyak alternatifnya.
Pada pembelajaran dengan computer jaringan internet dikenal dua jenis fungsi computer, yaitu computer server dan computer klien. Interaksi antara peserta didik dengan guru dilakukan melalui kedua jenis computer tersebut. Sekolah menyediakan computer server untuk melayani interaksi melalui website server, e-mail server, mailinglist server, chat server. Sedangkan peserta didik dan guru menggunakan computer klien yang dilengkapi dengan browser, e-mail client, dan chat client.
Selain berinteraksi dengan program pembelajaran, peserta didik dapat pula berinteraksi dengan narasumber dan peserta didik lain yang dapat dihubungi dengan jaringan internet dengan memanfatkan e-mail atau mailinglist, serta mereka dapat mengakses program pembelajaran yang relevan dari sumber lain dengan mengakses website yang menawarkan program pembelajaran secara gratis.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran (by utilization, Erickson dan Curl (1972) (Bambang Warsita; 2008) mengembangkan proses pemilihannya dalam bentuk checklist, sebagai berikut:
(1)   Apakah materinya penting dan berguna bagi peserta didik?
(2)   Apakah dapat menarik minat peserta didik untuk belajar?
(3)   Apakah ada kaitan yang mengena dan langsung, dengan kompetensi atau tujuan khusus yang hendak dicapai?
(4)   Bagaimana format penyajiannya diatur dengan memenuhi sekuen atau tata urutan belajar?
(5)   Apakah materti yang disajiakan actual, mutakhir dan otenteik?
(6)   Apakah konsep dan faktanya terjamin kecermatannya?
(7)   Apakah isi dan presentasinya memenuhi standar selera?
(8)   Bila tidak, apakah ada keseimbangan controversial?
Selain itu setiap sekolah harus mampu memanfaatkan alternative teknologi yang tersedia tanpa meninggalkan perhatian atas empat aspek penting dari teknologi itu, yaitu: a) aksessibilitas; b) biaya; c) efektifitas dalam fungsi pembelajaran; dan d) kemampuan teknologi untuk mendukung interaktivitas antara peserta didik dan tenaga pendidik.
2.      Difusi Inovatif
Kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang membantu guru, Model dan teori dalam kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perspektif pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan penggunaan dalam mempermudah proses adopsi suatu gagasan, perhatian kemudian berpaling ke prespektif penyelenggara. Pemanfaatan tergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi.
Definisi AECT tahun 1977 menggabungkan pemanfaatan dan desiminasi menjadi satu fungsi, yaitu Pemanfaatan Desiminasi. Tujuan dan fungsi tersebut ialah “memperkenalkan pebelajar dengan 1977-66). Definisi tahun 1977 juga memasukan suatu fungsi pemanfaatan tersendiri dengan definisi yang sama “memperkenalkan pebelajar dengan sumber belajar dan komponen sistem pembelajar “usaha yang secara sengaja dan sistematis untuk membuat orang lain sadar akan adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi “ (Ellington dan Harris, 1986, hal 51), dimasukan ke dalam difusi sebagai subkategori inovasi dan kawasan pemanfaatan.
Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan dimulai. Untuk menilai inovasi harus ada implementasi. Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang dicapai ialah untuk terjadinya perubahan. Tahap pertama dalam proses ini ialah membangkitkan kesadaran melalui desiminasi informasi. Proses tersebut meliputi tahap – tahap  seperti kesadaran, minat, pencobaan dan adopsi.
Menurut Rogers (1983) langkah – langkah difusi tersebut adalah pengetahuan, persuasi atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Secara khas proses tersebut mengikuti model proses komunikasi yang menggunakan alur multi-langkah termasuk  komunikasi yang menggunakan “gatekeepers” atau penjara lalu-lintas informasi, misalnya sekretaris, perantara, dan “opinion leaders” atau tokoh panutan. Melalui proses difusi tersebut memungkinkan suatu inovasi diketahui oleh banyak orang dan dikomunikasikan sehingga tersebar luas dan akhirnya digunakan di masyarakat.
Proses difusi biasanya terjadi karena ada pihak-pihak yang menginginkannya, atau secara sengaja merencanakan dan mengupayakannya. Dalam proses difusi terjadi interaksi antara empat elemen, yaitu karakteristik inovasi itu sendiri, bagaimana informasi tentang inovasi dikomunikasikan, waktu, dan sifat sistem sosial di mana inovasi diperkenalkan. Dalam proses difusi inovasi kadang kala membawa keberhasilan yang gemilang karena inovasi diterima dengan baik oleh masyarakat, daan kadang kala mengalami kendala sehingga menghambat keberhasilan dan bahkan kegagalan karena ditolak oleh masyarakat. Dengan demikian, proses difusi inovasi mendatangkan konsekuensi-konsekuensi. Dalam hal ini, penting dilakukan proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk membuat orang lain sadar adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi. Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari difusi inovasi. Langkah-langkah difusi menurut Rogers (1983) adalah:
a.         Pengetahuan
b.        Persuasi atau bujukan
c.         Keputusan
d.        Implementasi
e.         Konfirmasi
Dalam konteks teknologi pembelajaran, inovasi mengacu kepada pemanfaatan teknologi canggih, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) dalam proses pembelajaran. Tujuan utama aplikasi teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran, efektifitas dan efisiensi. Metode dan strategi pembelajaran juga merupakan sebuah inovasi dalam pembelajaran.
3.      Implementasi dan Institusionalisasi (Pelembagaan)
Implementasi ialah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimilasikan). Sedangkan Institusionalisasi (pelembagaan) ialah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun organisasi. Begitu produk inovasi telah mulai diadopsi , proses implementasi dan pemanfaatan dimulai. Bidang implementasi dan Institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan pada penelitian, belum berkembang sebaik bidang-bidang yang lain.
Tujuan implementasi ialah  untuk menjamin adanya  pemakaian secara benar oleh individu dalam organisasi. Tujuan institusionalisasi ialah untuk memadukan inovasi dalam struktur dan dalam kehidupan organisasi. Sebagian kegagalan masa lalu dalam proyek teknologi pembelajaran skala besar, seperti computer di sekolah dan televise pemblajaran, menekankan pentingnya perencanaan untuk perubahan individu dan perubahan organisasi (Cuban, 1986).
4.      Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi penyebaran (difusi) dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. (Seels & Richery, 2000:51). Kebijakan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya hukum dan hak cipta yang dikenaka pada pengguna teknologi baik untuk teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer maupun teknologi terpadu atau multimedia (Bambang Warsita, 2008:50).
C.    MASALAH PADA KAWASAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada kebijakan dan peraturan  yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan. Masalah lain yang berkaitan dengan kawasan ini ialah bagaimana gerakan restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber pembelajaran. Peran teknologi dalam restrukturisasi sekolah masih berjalan. Pertumbuhan yang pesat dari bahan dan sistem yang berbasis komputer telah menigkatkan resiko politik dan ekonomi bagi yang akan mengadakan adopsi.
Kaum profesi Teknologi pembelajaran sekarang sedang mempertimbangkan keputusan untuk mempertimbangkan keputusan untuk pengeluaran jutaan dolar yang akan berpengaruh bukan saja berpengaruh terhadap guru secara perseorangan dan ruangan kelas. Tetapi terhadap seluruh wilayah persekolahan, perguruan tinggi, dan badan usaha. Bidang ini nampaknya terlibat pada permasalahan politik dan ekonomi tingkat organisasi secara keseluruhan. Faktor-faktor ini sering berdampak pada cara bagaimana pemanfaatan harus dilakukan.



PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kawasan pemanfaatan merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran, mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasana pembelajaran. Fungsi pemanfaatan sangat  penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran.
Kawasan pemanfaatan meliputi: pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusional, serta kebijakan dan regulasi. Kawasan pemanfaaatan mempunyai jangkauan aktivitas dan strategi mengajar yang luas dengan demikian pemanfaatan menuntut adanya penggunaan desiminasi, difusi, implementasi dan pelembagaan yang sistematis, namun hal tersebut dihambat oleh kebijakan dan peraturan. Fungsi pemanfaatan ini penting karena fungsi ini memperjelas hubungan pebelajar dengan bahan dan sistem pembelajaran.
Terdapat beberapa masalh dalam kawasan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada kebijakan dan peraturan  yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan. Masalah lain yang berkaitan dengan kawasan ini ialah bagaimana gerakan restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber pembelajaran.

B.       SARAN
Akan lebih baik jika para guru memanafaatkan perkembangan teknologi yang ada dengan sebaik mungkin.










DAFTAR PUSTAKA

Seels, Barbara B. dan Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya (Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed) Diterjemahkan oleh Dra. Dewi S. Prawiradilaga, dkk. Jakarta: UNJ
Warsita, Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Mazrur, 2011.  Teknologi Pembelajaran, Malang: Intimedia, 2011.
http://ahmad-ad-diyani.blogspot.co.id/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html